Senin, 25 Januari 2010

benar atau salah ?

disuatu hari, dirumah yang mewah tepatnya berada kawasan perumahan elit, berdirilah sebuah keluarga besar yang menetap disana.
mobil tak hanya satu buah bahkan lebih.
ya, mereka memang orang yang terbilang cukup kaya dan sukses.
keluarga besar itu terdiri dari seorang ayah, ibu, dan lima orang anak yang sudah beranjak remaja hingga dewasa.

sang ayah yang menjadi pimpinan hotel terbesar di kota tersebut sudah menyandang nama besar yang cukup membanggakan keluarganya.
sang ibu yang melakoni peran sebagai wanita karier kini sudah menjadi pimpinan perusahaan ternama disana.
kota itu bukanlah kota besar, kota itu merupaka kota yang sedang berkembang untuk menjadi kota maju dan dapat bersaing dengan kota-kota besar lainnya.
anak pertama mereka, merupakan generasi penerus sang ayah.
anak kedua mereka, tidak ingin melanjutkan sekolahnya dan memutuskan untuk pergi ke luar kota dan mencari jati dirinya sendiri.
anak ketiga mereka, hanyalah seorang remaja yang masih duduk di bangku SMA.
anak keempat dan kelima mereka masih duduk di bangku SMP.

setiap harinya, keluarga itu terus saja melakukan pekerjaan dan kewajibannya masing-masing sehingga tercipta suasana individualistis yang cukup keras.
kebiasaan untuk mengatur hidup mereka masing-masing sudah terbiasa didalam kehidupan mereka, sehingga mereka pun tidak tahu apa yang sebenarnya menjadi kekurangan didalam keluarga tersebut.
yang mereka tahu, kebutuhan aset dan liabilitas telah terpenuhi dan mencukupi.
tetapi memang ada sesuatu yang masih kurang, yaitu kehangatan sebuah keluarga.

kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak memang terbilang kurang bagi keluarga lain yang mengenal mereka.
sang ayah yang selalu pulang-pergi ke luar kota demi menafkahi anak-anaknya, sang ibu yang terus bekerja hingga larut malam untuk menciptakan perusahaan yang sukses dan bergengsi di bidangnya, dan sang anak yang selalu mengejar kemampuan untuk meneruskan cita-cita orangtuanya.
tapi mereka tidak pernah mempermasalahkan hal itu, karena mereka tahu, masih banyak kewajiban yang harus mereka jalani.
asalkan kewajiban telah terpenuhi, mereka berhak mendapatkan hak atas kewajiban tersebut.

di meja makan yang besar, seharusnya menjadikan tempat mereka untuk berkumpul dan makan malam bersama sambil menceritakan kejadian yang mengesankan kepada orangtuanya.
tetapi, gambaran itu jarang sekali terjadi, bahkan hanya sekali atau dua kali.
di rumah yang besar itu selalu terlihat kosong.
hanya ditinggalkan barang-barang yang menjadi saksi bisu atas semua kejadian yang menimpa keluarga tersebut.
AC yang berada di ruang tengah selalu dibiarkan menyala, televisi berlayar besar tetap saja menyala tanpa tahu siapa yang sedang melihat acara tersebut.
di masing-masing kamar, terlihat semua aktivitas dan kegiatan anak-anak mereka.
ya, mereka hanya biasa meluangkan waktunya di kamar, bahkan diluar rumah.

sang anak yang saat itu sedang merasa gelisah dan ketakutan atas kejadian yang menimpanya di sekolah, tak dapat bercerita kepada siapapun disana.
mereka bisa dikatakan jauh, apalagi kedua orangtuanya selalu datang hingga larut malam dan menampaikan muka kelelahan mereka akibat bekerja terlalu keras.
akhirnya, ia hanya bisa memendamkan perasaannya sendiri dan menangis didalam kamarnya.
mamainkan lagu hingga bernada keras agar kakak dan adik-adiknya tidak tahu bahwa ia sedang menangis.
baginya, hal itu sudah biasa, ia hanya bisa membuat sebuah cerita menarik dan mengarangnya agar orangtuanya tahu bahwa dia baik-baik saja dan tidak ingin membebani orangtuanya dengan apa yang sebenarnya sang anak itu rasakan.

suatu saat, ia melihat orangtuanya bertengkar hebat dan membuat sang ibu masuk kedalam kamarnya sambil memperlihatkan muka lesu bahkan sedih.
rasanya ingin sekali ia memeluk ibunya dan menangis, tetapi sang anak tahu, bahwa ibunya adalah wanita yang tegar dan kuat.
berkali-kali ibunya tidur dengan sang anak perempuannya itu, ia tahu bahwa antara ibu dan ayahnya telah terjadi suatu kerenggangan akibat emosi yang terlalu meluap-luap.
seperti biasa, ia selalu menganggap bahwa hal yang berat seperti itu sudah biasa.
sang anak tidak bisa melakukan apa-apa karena ia tahu, ayahnya adalah orang yang keras dan selalu emosi.
ia takut kalau-kalau ayahnya melontarkan kata-kata keras terhadapnya, maka dari itu ia hanya bisa membungkam dan berdiam diri setelah apa yang ia lihat dan ia ketahui.

disini kita bercerita tentang anak ketiga mereka yang perempuan dan masih duduk di bangku SMA.
kakaknya sibuk kerja kesana-kemari sehingga jarang sekali bertemu dengan adik-adiknya.
adiknya yang laki-laki sibuk belajar dirumah temannya dan mengikuti kegiatan diluar sana yang membuatnya mempunyai prestasi bahkan terkenal di kota tersebut, ya menjadi breakers (yaitu orang yang aktif di breakdance).
adiknya yang perempuan selalu berdiam diri di kamarnya, bermain game, membaca komik, atau terkadang teman-temannya menginap untuk menemaninya.

selalu seperti ini, ia sering mengeluh tentang hal itu.
tak hanya didalam rumah, ia selalu mempunyai masalah diluar sana yang membuatnya perlu bimbingan dan arahan agar ia tidak salah untuk menghadapinya.
ia selalu bersabar dan tak bisa meluapkan emosinya yang terpendam terhadap keluarganya itu.
karena ia tahu bahwa itu adalah resiko menjadi anak dari orangtua pebisnis.
selalu sibuk bahkan sedikit sekali waktu luang untuk menghabiskan waktu bersama anak-anaknya ataupun pulang ke luar kota dimana mereka bisa bertemu dengan keluarga besar lainnya dan sanak saudara mereka.
ia juga tahu bahwa keluarganya itu cenderung keras, maka, dari permasalahan itulah dia tidak berani untuk mengungkapkannya.

sayangnya, emosi yang membatin didalam hatinya, ia luapkan diluar rumah bahkan di sekolah.
ia mulai untuk bergaul dan mencari teman untuk menemani dan mengerti kondisinya saat ini.
tetapi saat itu, ia tidak tahu bahwa diluar sana banyak sekali jurang ataupun tikungan yang bisa membahayakannya.
ternyata memang benar, sulit rasanya untuk mencari orang yang benar-benar mengerti keadaannya.
yang ia dapati hanyalah kesenangan diatas penderitaan orangtuanya.
jika mereka tahu bahwa anaknya hampir terjerumus ke dalam jurang yang sangat dalam, pastinya orangtuanya akan memarahinya habis-habisan.
disaat itu, ia hanya bisa menangis atas semua perbuatannya, ia merasa berdosa dan telah membohongi orangtuanya bahkan orang-orang yang sayang disekitarnya.
ia tetap tak mau menyalahi keadaan, bukan keadaan yang membuatnya seperti ini, tapi keingin tahuan dan kebebasanlah yang membuatnya seperti ini.

tetapi ia selalu merasa cuek dan berpura-pura seakan-akan tak ada hal yang mengganjil dalam hidupnya.
susah untuk terbuka kepada orangtuanya karena ia mendapati dirinya belum siap akan hal itu.
semakin orangtuanya mencapai kesuksesan dan ketinggian, semakin banyak pula orang-orang yang ingin menjatuhkan mereka.
seperti halnya, tingkah laku anak perempuannya diluar sana itu, sedikit demi sedikit telah diketahui oleh ibunya.
sebagai orang yang memiliki nama besar disana, semua orang pastinya tahu siapa orangtua dari anak perempuannya tersebut.
sang ibu marah besar terhadap anak perempuannya tersebut, ia selalu menegaskan untuk menjaga nama baik orangtuanya itu.
selalu seperti itu, bosan rasanya, ia hanya ingin menjadi orang yang biasa-biasa saja tanpa semua orang tahu apa dan siapa orangtuanyaa itu.
hidupnya disana bagaikan anak dari orangtua yang memiliki bintang dan ketenaran.
sama halnya seperti anak dari orangtuanya yang berprofesi sebagai artis.
selalu ada gosip dan kabar burung ini itu.

memang makmur dan beruntung sekali bagi orang-orang yang mengenal keluarga mereka yang hanya melihat dari luar saja.
semua kebutuhan finansial terpenuhi, apapun yang anak-anak inginkan pun terpenuhi.
tapi dibalik semua itu, banyak sekali kejadian dibalik layar yang mereka (orang luar sana) tidak ketahui.
berat dan susah rasanya untuk membangun sebuah rumah tangga yang harmonis.
yang mereka tahu hanya mereka bekerja untuk uang, uang yang mengejar mereka, mereka dapat menyekolahkan anak-anaknya dan mendapatkan pendidikan yang bermutu, dan memenuhi semua kebutuhan anak-anak dan hidup rumah tangganya.

apakah benar ataukah salah hal itu ?
memang benar, mereka hidup bahagia diatas semua kepunyaan mereka.
semua terpenuhi bahkan lebih.
anak-anaknya hanya bisa meminta dan orangtuanya bisa memberi.
tetapi ya itu tadi, ada juga kekurangan diantara mereka, yaitu kehangatan sebuah keluarga yang harmonis.
mereka semua tinggal satu atap, tapi jarang sekali untuk bertemu.
dirumah yang mewah dan besar itu hanya ditinggali dua orang pembantu dan anak-anak mereka yang terkadang juga selalu berada diluar rumah.
mobil-mobil hanya terparkir dan menjadi pajangan digarasi rumah mereka.
mungkin kurangnya rasa syukur dan berterima kasih kepada Sang Pencipta itulah yang membuat mereka seperti ini.
mereka selalu merasa kurang puas apa yang telah mereka dapatkan sehingga mereka terus bekerja dan usaha hingga akhirnya menyibukkan diri dan lupa terhadap Yang Maha Kuasa.

persaingan yang ketat dan keras membuat orangtua itu selalu bekerja hingga larut malam.
di dunia bisnis, mungkin mereka menyerahkan semua hasil, kerja keras dan waktunya hanya untuk perusahaan yang mereka jalani.
tanpa mereka sadari bahwa dirumah mereka masih ada anak-anak mereka yang membutuhkan support dan dukungan dari orangtuanya..
mungkin, bisa dikatakan juga mereka sebagai orangtuanya merasa serba salah dan tak tahu apa yang harus mereka lakukan.
mereka hanya bisa mendorong anak-anak mereka agar nantinya anak-anaknya bisa menjadi sukses seperti kedua orangtuanya tersebut.
yaitu dengan cara mengajar mereka dengan keras seperti apa yang mereka lakukan terhadap karyawan/karyawati bahkan bawahan-bawahannya.

roda dunia memang berputar, ada kalanya manusia diatas dan ada kalanya pula manusia berada dibawah.
hal itupun terjadi didalam keluarga itu.
sang ayah mengalami masalah yang cukup hebat diperusahaannya.
masalahnya biasa, karena persaingan bisnis.
entah apa yang menyebabkan hal itu, apakah ada orang yang sirik atas keberhasilan sang ayah, atau sang ayah itu membuat kesalahan di perusahaannya.
sang ibu yang mengetahui hal itu pun terkejut dan tak menyangka.
sang ayah didepak/dikeluarkan dari perusahaannya.
apa sebenarnya kesalahan suami yang dicintainya itu sehingga hal yang tak pernah dibayangkan terjadi kepadanya.
anak-anaknya pun sama terkejutnya akan hal itu.

tapi semangat sang ayah tak pernah padam, ia terus berusaha dan berusaha.
berkali-kali ia berusaha, berkali-kalipun ia merasa terjatuh dan dijatuhkan.
bisa dikatakan sang ayah mengalami depresi yang cukup hebat.
ia takut akan kejadian dan kegagalan yang pernah dialaminya, hal itu pun membuat sang ibu yang bekerja ekstra dan terus menghidupi keluarganya agar hidup berkecukupan meskipun saat itu keluarganya masih tetap diatas.
ia melakukan hal itu hanya untuk berjaga-jaga, kalau-kalau hal yang tak diinginkan terjadi dalam keluarganya.

ternyata dugaan sang ibu memang benar, sang anak terakhirnya, yaitu adik perempuan dari sang anak perempuannya tersebut jatuh sakit.
dan itu bukanlah penyakit biasa, melainkan penyakit yang cukup serius dalam hidupnya.
permasalahan itu membuat semua harta dan kerja kerasnya terbuang.
mereka tak menyangka akan menjadi seperti ini.
orang-orang lain mengatakan bahwa ada "sesuatu" yang menimpa keluarga mereka.
yaitu berhubungan dengan hal magistik.
ada yang berniat ingin menghancurkan keluarga mereka dan membuat mereka terjatuh.
awalnya mereka tidak percaya akan hal itu, tetapi seiring berjalannya waktu, permasalahan itu sudah terungkap semua.
dan itu memang benar.
sulit untuk dipercaya ! apakah semua itu terjadi di kehidupan nyata ? mengapa ada orang yang begitu keji dan berniat untuk menghancurkan keluarga mereka !

dari situlah rasa kekeluargaan dan kerjasama itu muncul.
mereka sering berkumpul dan merundingkan bagaimana caranya untuk memecahkan masalah tersebut.
sang ibu tidak tahan dengan kondisi yang selalu seperti ini, memang benar sang ibu adalah wanita yang penyabar dan kuat.
tapi semua itu ada batasannya, hal yang begitu berat pastinya berat juga untuk dijalani seorang wanita.
berbulan-bulan bahkan setahun kemudian, mereka mulai menjual barang-barang mereka yang bisa dikatakan "tidak begitu penting" dan menghasilkan beberapa uang.
finansial keluarga tersebut tetap stabil, tapi bisa terkuras begitu saja untuk biaya pengobatan sang anak perempuannya yang terakhir itu dan kebutuhan rumah tangganya.
masalah semakin berat, hawa bahkan kondisi emosi mereka pun selalu tidak stabil dan selalu terjadi pertengkaran.
rumah terasa seram bagi anak-anak mereka.
setiap kali ada masalah, anak-anak mereka pun pergi dari rumah dan jarang bertemu kedua orangtuanya itu.
mereka berfikir, disaat bersama teman-teman mereka jauh lebih baik dibandingkan dengan orangtua mereka.

sang ibu mulai ketakutan, sang ayah merasakan hal yang sama sehingga merekapun depresi.
akhirnya, sang ibu memutuskan untuk membawa pergi anak-anaknya dan tinggal bersama neneknya diluar kota sana.
baginya, yang terpenting adalah anak-anak selamat dari kejadian yang sedang menimpa mereka.
dikota itu, hanya tinggal sang ibu dan sang ayah dirumah yang besar dan mewah tersebut.
suasana rumah semakin sepi bahkan kosong.
orangtua itu tetap berjuang dan bekerja keras lagi.
membangun usaha yang hampir runtuh itu, meningkatkan kembali nama besarnya, menjadikan semua kembali seperti dulu.
tapi semua usaha mereka nihil, sesusah payah dan lelahnya bekerja keras, semakin berat kejadian dan permasalahan yang mereka alami.
hampir saja mereka menyerah dengan kondisi tersebut, tapi semangat sang ibu tetap tidak pernah padam, karena ia menyadari bahwa banyak orang yang bergantung kepadanya.
tak hanya perusahaan yang dipimpinnya, melainkan keluarganya juga.

semakin hari, semakin berat untuk mereka.
jauh dari keluarga, dan bekerja sendiri bahkan hidup sendiri dirumah yang besar itu membuat mereka merasakan kesepian.
yang ada hanya bekerja dan terus bekerja tanpa ada hasil dan peningkatan seperti di masa berjayanya.
mereka tak tahan dengan kondisi seperti itu, akhirnya beberapa bulan kemudian sang ibu dan sang ayah pun meninggalkan kota yang penuh dengan prestasi yang gemilang, nama yang besar, dan kehidupan yang mewah tersebut.
yang terpenting bagi mereka saat ini adalah, dekat dengan keluarga, apapun kondisinya.
sederhana, tetapi mendapatkan kehangatan keluarga dan harmonis itu cukup bagi mereka.
tidak harus muluk-muluk, tapi apa adanya.
mungkin suatu saat nanti, mereka mendapatkan secercah cahaya dan harapan agar bisa mewujudkan impiannya, yaitu menjadi sukses kembali dan bisa melihat keluarganya bahagia.
belajar dari pengalaman dan kekurangan yang ada lah membuat mereka tetap berdiri sampai sekarang.
meskipun sang ayah masih merasakan ketakutan untuk bangkit kembali, tetapi rasa setianya terhadap istri tercintanya itulah yang membuat sang ibu lebih bersemangat menjalani hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar